Sangatlah penting bahwa air minum tersedia setiap saat untuk broiler. Kekurangan pasokan air minum, baik dalam jumlah, penyebaran serta tempat minum dan konsumsinya dapat mengurangi laju pertumbuhan. Ayam seharusnya tidak berjalan lebih dari 2,5 m untuk mencapai air. Tempat air minum diletakkan agark lebih tinggi sehingga ayam tidak basah dan jatuh ke dalam air.
Air harus selalu bersih dan segar dan lakukan test secara teratur trehadap kandungan zat kimia dan komposisi bakteriologis. Untuk menjaga air dalam kondisi normal, gunakan 3-5 ppm chlorine yang dapat mengurangi permasalahan E coli.
1. Ketinggian tempat air minum untuk broiler
Tempat air minum harus selalu di cek ketinggianya setiap hari dan disesuaikan agar tepi tempat air minum sejajar dengan punggung ayam sejak hari ke-18 dan seterusnya. Ketinggian nipple disesuaikan secara sentral menggunakan kerekan sehingga ayam dapat minum dengan mendongakkan kepalanya 45⁰ terhadap nipple.
2. Level air minum
Ketinggian air minum sebaiknya 0,6 cm di bawah tutup tempat minum sampai dengan 7-10 hari dan harus ada air di dasar tempat minum dengan ketinggian 0,6 cm sejak hari ke-10 dan selanjutnya. Pengeluaran air dari nipple minimal 80 ml per menit dengan tekanan 30-40 cm water column.
3. Kualitas air minum
Kualitas air sangat penting karena ayam minum dua kali jumlah pakan yang dikonsumsinya. Laksanakan analisa air minum dua kali setahun untuk memastikan bahwa air minum tersebut mengandung mineral atau bahan organik dalam jumlah yang dapat diterima.
KONSUMSI AIR MINUM
Pada temperatur normal , konsumsi air minum ayam adalah 1,6-1,8 kali dari konsumsi pakan. Faktor ini sebaiknya digunakan sebaggai pedoman sehingga [penyimpangan konsumsi aiar yang berkaitan dengan kualitas pakan, temperature atau kesehatan ayam dapat segera diketahui dan diperbaiki.
KONSUMSI AIR/1000 EKOR/HARI (pada suhu 21⁰ c)
UMUR(HARI) LITER
7 58-65
14 102-115
21 149-167
28 192-216
35 232-261
42 274-308
49 309-347
56 342-385
Di atas suhu 21⁰ c, kebutuhab air minum menungkat rata-rata 6,5% setiap kenaikan satu derajat Celcius.
KUALITAS AIR MINUM
LEVEL MAKSIMUM MINERAL DAN BAKTERI PADA AIR MINUM YANG DAPAT DITOLELIR
Total bahan padat terlarut 300-500 ppm
Khlorida 200mg/L
PH 6-8
Nitrat 45 ppm
Sulfat 200 ppm
Besi 1 mg/ L
Kalsium 75 mg/L
Tembaga 0,05 mg/ L
Magnesium 30 mg/ L
Mangan 0,05 mg/L
Seng 5 mg/l
Fluorida 0,06 mg/l
Merkuri 0,002 mg/l
Timah 0,05 mg/l
Faecal Coliform 0
Oleh:
TRI SUJIONO
MAHASISWA POLTEK BANDAR LAMPUNG.
Peternakan Polinela
Informasi dunia peternakan
Rabu, 12 Januari 2011
Turi untuk makanan ternak
Turi (Sesbania grandiflora syn. Aeschynomene grandiflora) merupakan pohon kecil (tinggi mencapai 10m). Asal diduga dari Asia Selatan dan Asia Tenggara namun sekarang telah tersebar ke berbagai daerah tropis dunia.
Bentuk berupa pohon dengan percabangan jarang, cabang mendatar, batang utama tegak, tajuk cenderung meninggi, daun menyirip ganda. Bunganya tersusun majemuk, mahkota berwarna putih, tipe kupu-kupu khas Faboideae. Buah polong, menggantung.
Turi dimanfaatkan sebagai pohon peneduh jalan atau pekarangan. Daun dan bunganya dapat disayur. Bunganya biasanya digunakan dalam pecel. Kulit batang turi berkhasiat sebagai obat radang usus, obat seriawan dan obat kudis.
Nama-nama lokal di Indonesia mencakup turi (Jawa Tengah), turi (Pasundan), toroi (Madura), tuwi, suri (Mongondow), uliango (Gorontalo), gorgogua (Buol), kayu jawa (Baree, Makasar), ajutaluma (Bugis), palawu (Bima), tanunu (Sumba), gala-gala (Timor), tun (Ternate, Tidore).
Created by
Nama :DIDI ISWANDA
TTL : Terbanggi Subing, 25 September 1992
Alamat : Terbanggi Subing, Gunung Sugih Lampung Tengah.
Riwayat pendidikan : SD N1 Terbanggi Subing
SMP N4 Gunung Sugih
SMA Utama Wacana Kota Metro
Politeknik Negeri Lampung
Hobbi : Yang penting bisa bikin seneng dan positif aja
Warna favorit : putih, dan belajar menyukai warna hijau
Fb / e-mail : wanda_scuby@yahoo.co.id
Bentuk berupa pohon dengan percabangan jarang, cabang mendatar, batang utama tegak, tajuk cenderung meninggi, daun menyirip ganda. Bunganya tersusun majemuk, mahkota berwarna putih, tipe kupu-kupu khas Faboideae. Buah polong, menggantung.
Turi dimanfaatkan sebagai pohon peneduh jalan atau pekarangan. Daun dan bunganya dapat disayur. Bunganya biasanya digunakan dalam pecel. Kulit batang turi berkhasiat sebagai obat radang usus, obat seriawan dan obat kudis.
Nama-nama lokal di Indonesia mencakup turi (Jawa Tengah), turi (Pasundan), toroi (Madura), tuwi, suri (Mongondow), uliango (Gorontalo), gorgogua (Buol), kayu jawa (Baree, Makasar), ajutaluma (Bugis), palawu (Bima), tanunu (Sumba), gala-gala (Timor), tun (Ternate, Tidore).
Created by
Nama :DIDI ISWANDA
TTL : Terbanggi Subing, 25 September 1992
Alamat : Terbanggi Subing, Gunung Sugih Lampung Tengah.
Riwayat pendidikan : SD N1 Terbanggi Subing
SMP N4 Gunung Sugih
SMA Utama Wacana Kota Metro
Politeknik Negeri Lampung
Hobbi : Yang penting bisa bikin seneng dan positif aja
Warna favorit : putih, dan belajar menyukai warna hijau
Fb / e-mail : wanda_scuby@yahoo.co.id
Kamis, 06 Januari 2011
CENTROSEMA sebagai pakan ternak
Diskripsi tanaman
Cirri – cirri centrosema sebagai berikut :
a) Tanaman tahunan, merambat , membelit-belit.
b) Batang sedikit berbulu, berkayu ketika tua
c) Berdaun 3 helai
d) Helai daun bulat memanjang atau bulat telur.
e) Kelompok bunga oblong dengan kelompok bunga dari ketiak dengan 3 – 5 bunga
f) Bunga berwarna ungu muda atau tua, kadang-kadang putih
g) Buah polong linier panjang 4-17 cm dan lebar 8-7 mm, lurus atau
h) Sedikit melengkung dan seperti paruh, coklat tua saat masak dan mengandung sampai 20 biji
i) Biji berukuran 4-5 mm x 3-4 mm, hitam kecoklatan, dengan totol – totol gelap, dimana berat 100 biji kira-kira 2.5 gram ( sekitar 40.000 biji/kg ).
Penggunaan atau pemanfaatan
Sebagai penutup tanah diperkebunan, padang penggembalaan dengan campuran rumput, hijauan potong angkut dan sebagai pupuk hijau.
Air
Paling produktif dibawah kondisi curah hujan tinggi (>1500 mm /tahun), tetapi karena system perakaran tunggang, mampu untuk bertahan hidup dibawah kondisi kering semi basah dengan 3-5 bulan kering.
Perkembangan reproduksi
Tanaman legume yang tumbuh bebas, keluarnya bunga dirangsang terutama oleh foto period (panjang penyinaran hari), tetapi juga dipengaruhi oleh cekaman air.
Penanaman
Agar pertumbuhan biji menjadi serempak, inokulasi biji dengan strain Bradyrhyzobium yang efektif dianjurkan di Australia untuk penanaman yang optimal. Jumlah biji tanam : 3-5 biji yang telah diskarifikasi/ha atau lebih ( misalnya kalau ditebar) : dianjurkan bedengan dipersiapkan dengan baik, penenman dengan rumpun juga mungkin dilakukan. Pertumbuhan lambat tetapi pada tanah yang baik, dibawah kondisi kadar air yang tepat dan ditanam sendiri, membentuk satu rumpun tanaman setebal 40-50 cm 4-8 bulan setelah tanam.
Keunggulan centrosema
• Kualitas tinggi
• Potensi produksi biji tinggi
• Melindungi permukaan lahan
Keterbatasan centrosema
• Persyaratan tanah yang tinggi.
• Tumbuh lambat.
• Bergantung manajemen.
• Daya tahan hidup rendahdisebabkan karena palatabilitas yang tinggi.
Created by:
Nama : khorij nurhidayah
Npm : 10741017
Jurusan : peternakan
Pemanfaatan daun lamtoro dalam dunia peternakan
Daun-daun dan ranting muda lamtoro merupakan pakan ternak dan sumber protein yang baik, khususnya bagi ruminansia. Daun-daun ini memiliki tingkat ketercernaan 60 hingga 70% pada ruminansia, tertinggi di antara jenis-jenis polong-polongan dan hijauan pakan ternak tropis lainnya. Lamtoro yang ditanam cukup rapat dan dikelola dengan baik dapat menghasilkan hijauan dalam jumlah yang tinggi. Namun pertanaman campuran lamtoro (jarak tanam 5—8 m) dengan rumput yang ditanam di antaranya, akan memberikan hasil paling ekonomis.
Ternak sapi dan kambing menghasilkan pertambahan bobot yang baik dengan komposisi hijauan pakan berupa campuran rumput dan 20—30% lamtoro. Meskipun semua ternak menyukai lamtoro, akan tetapi kandungan yang tinggi dari mimosin dapat menyebabkan kerontokan rambut pada ternak non-ruminansia. Mimosin, sejenis asam amino, terkandung pada daun-daun dan biji lamtoro hingga sebesar 4% berat kering. Pada ruminansia, mimosin ini diuraikan di dalam lambungnya oleh sejenis bakteria, Synergistes jonesii. Pemanasan dan pemberian garam besi-belerang pun dapat mengurangi toksisitas mimosin.
Di Jawa, pucuk dan polong yang muda biasa dilalap mentah. Biji-bijinya yang tua disangrai sebagai pengganti kopi, dengan bau harum yang lebih keras dari kopi. Biji-biji yang sudah cukup tua, tetapi belum menghitam, biasa digunakan sebagai campuran pecal dan botok.
Daun-daunnya juga kerap digunakan sebagai mulsa dan pupuk hijau. Daun-daun lamtoro lekas mengalami dekomposisi.
Created by:
SELVIA SARI . P.
10741029
Produksi Ternak
Setaria
Setaria sekilas seperti rumput gajah, hanya saja setaria berukuran lebih kecil dibandingkan dengan king gress, batangnya pun lebih pendek, ukuran daun lebih kecil dan memanjang, sangat lebat seperti serabut. Tamanan ini banyak disukai hewan ruminansia. Tanaman setaria ini banyak menggandung nutrisi yang sangat tinggi bagi hewan ruminansia. Penanaman tanaman ini pun memerlukan air yang cukup banyak, sehingga tingkat produksinya tinggi. Perawatan tanaman ini pun tidak begitu sulit dan mudah untuk dibudidayakan.
Created by:
Nama : Fitri Aprilia Sari
Npm : 10741013
Program Studi : Produksi Ternak
Pengenalan Alat Perawatan Unggas
Tempat Minum (Drinker)
• Nipple
Mahal,lebih aman,mudah untuk aplikasi,tidak mudah terkontaminasi.
• Tube
Berbentuk tabung,digantung,murah,cepat terkontaminasi.
Tempat Pakan
Feeder Chick Tray
Pan Feeder
Feeder Tube
Memotong Kuku Jari Belakang
Tujuan :
Untuk menghindari cidera pada punggung ayam ketika ayam jantan kawin.
Penyimpanan Telur (Eggs Holding)
Tujuan : Untuk menyimpan telur sebelum ditetaskan (setting).
Bak Celup (Dipping).
Pemotongan Paruh (Debeaking)
Adalah proses memotong paruh pada ayam ( umumnya petelur),caranya dengan menggunakan alat yaitu Debeaker .
Tujuan : Untuk mengurangi sifat saling patuk.
Pemotong paruh ayam saat berumur 7-10 hari menggunakan alat.
Setelah selesai paruh bagian atas lebih pendek disbanding paruh bagian bawah
Created by:
Ruth Juliana Sitomurang
Mahasiswa Peternakan Politeknik Negeri Lampung
Minggu, 02 Januari 2011
Debeaking/Potong Paruh
Debeaking adalah suatu usaha pemotongan paruh unggas untuk tujuan tertentu. Penerapan program potong paruh ini hanya untuk unggas darat saja sedang untuk unggas air tidak perlu karena pada unggas air jarang terjadi sifat kanibal. Alat untuk memotong paruh disebut dengan debeaker.
Pelaksanaan program ini biasanya dilakukan pada umur 1-9 hari, karena :
1. Mempermudah penanganannya (handling)
2. pada saat umur-umur tersebut kemungkinan mengeluarkan darah masih sedikit
3. Umur-umur tersebut sedikit mengalami stress apabila dibandingkan ketika dewasa
Tujuan dan manfaat :
1. Mengefisiensikan penggunaan pakan. Unggas-unggas yang dipotong paruhnya tidak akan pilah-pilih makanan sedang pada unggas yang tidak dipotong paruhnya akan lebih memilih jenis makanan yang berbutir (crumble dan pellet) daripada jenis tepung (mash). Sehingga kebanyakan makanan yang tersisa adalah jenis tepung.
2. Mengeliminasi sifat kanibal, baik kanibal antar ayam atau kanibal makan telurnya. Sifat kanibal antar ayam dapat dicegah dengan cara isolasi atau memisahkannya. Sedangkan kanibal memakan telur merupakan sifat genetik yang akan muncul apabila sifat fenotif mendukung seperti kepadatan kandang yang terlalu tinggi, keterlambatan pemberian pakan, ventilasi kurang, dan pakan kekurangan NaCl dan lain sebagainya
3. Meningkatkan pertumbuhan dan produksi telur, dengan efisiensi penggunaan pakan maka laju pertumbuhan diharapkan meningkat pula.
Di samping memberikan manfaat, potong paruh juga mempunyai sisi negatif seperti :
1. Menimbulkan stress, karena setelah beberapa waktu pelaksanaan potong paruh unggas akan mengeluarkan darah walaupun jumlahnya kecil dan ini menghalanginya untuk makan dan aktifitas lainnya.
2. Meningkatkan mortalitas, karena unggas yang stress tidak menutup kemungkinan akan sampai menyebabkan kematian kalau penanganan pasca potong paruh kurang mendapat perhatian.
Akan tetapi anda tidak perlu khawatir bagi yang belum pernah menerapkan cara ini. Survey banyak membuktikan bahwa unggas-unggas yang dipotong paruhnya akan menampilkan produksinya lebih baik daripada unggas yang tidak dipotong paruhnya. Semoga bermanfaat.
Ryan Yudistira
Mahasiswa Peternakan
Politeknik Negeri Lampung
Langganan:
Postingan (Atom)